Mempercakapkan Tren Penggunaan Bahasa Slang di Kalangan Generasi Muda
Mukhamad Hamid Samiaji
Pemerhati Bahasa di Lembaga Kajian Nusantara Raya UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
Bahasa merupakan lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi sosial. Ketika mempercakapkan bahasa yang berkembang di masyarakat saat ini, bahasa semakin beragam jenisnya. Dari sinilah muncul berbagai variasi bahasa. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Tidak semua warga Negara Indonesia mengerti apa makna dari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sesungguhnya belum tentu bahasa Indonesia yang benar itu baik dan bahasa Indonesia yang baik itu benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta efektif dalam penyampaian maksud kepada lawan bicara. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa baku.
Sudah sebagai sebuah keharusan mengenai kemampuan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seabagai warga Negara Indonesia seharusnya mampu menggunakan bahsa Indonesia yang baik dan benar tanpa memandang dari generasi apa orang tersebut. Hal ini menjadi sebuah keharusan karena dalam kedudukannya bahasa Indonesia sebagai bahasa kebanggaan nasional, identitas nasioanal dan alat pemersatu bangsa. Bahkan kedudukan bahasa Indonesia dijelaskan pada UUD 1945 pasal 36 mengenai kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa remi kenegaraan, pengantar dalam pendidikan alat penghubung tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK. Berdasarkan kedudukan bahasa Indonesia maka secara otomatis bahasa Indonesia ini harus diigunakan dalam kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal.
Namun, pesatnya perkembangan teknologi telah mendorong perubahan penggunaan bahasa di lingkungan masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Firmansyah (2018) bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan bahasa adalah lingkungan. Salah satu jenis variasi bahasa yang muncul dari pesatnya perkembangan teknologi adalah bahasa slang. Bahasa slang merupakan bahasa tidak baku yang pada umumnya menggunakan istilah baru berupa singkatan, akronim, terjemahan, maupun plesetan.
Membaca Fenomena Bahasa Slang
Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa slang dimaknai sebagai ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti.
Tren penggunaan bahasa slang ini banyak sekali ditemui di media sosial. Seperti whatsapp, instagram, telegram, twitter, maupun facebook. Dari media sosial ini kita dapat menemukan tren penggunaan bahasa slang oleh para penutur, terutama kalangan generasi muda. Bahasa slang ini dianggap sebagai bahasa slang atau tren.
Dari bahasa slang munculah istilah-istilah, kosa kata, dan makna baru hasil dari kreativitas penuturnya. Baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa slang dibuat untuk berinteraksi sosial secara internal agar tidak diketahui oleh orang lain. Artinya hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memamahi maknanya. Misalnya bahasa slang yang sering digunakan ketika berkirim pesan baik di whatsapp atau instagram, seperti baper, santuy, kuy, sabi, gaskueen, dan bahasa slang lainnya.
Kini bahasa slang telah menjadi bahasa informal bagi generasi muda. Mereka seringkali membuat status whatsapp, insta story, hingga melontarkan kata-kata dalam kolom komentar menggunakan bahasa trend tersebut. Seperti percakapan via whatsap berikut:
“Bisa ke kantor sekarang tidak?”
“Sabi”
“Beneran? Kita kejar deadline malam ini lho?
“Santuy saja, Mas. Gaskueen.”
Kata “sabi” yang digunakan untuk menjawab pertanyaan di atas merupakan kata yang sebeneranya berasal dari kata bisa. Namun, penggunaanya dibalik. Kemudian frasa “santuy” yang sebenarnya berasal dari kata santai. Begitu juga dengan frasa gaskueen yang merupakan kata variasi bahasa Sunda dengan bahasa Indonesia, yang berarti ayo.
Penggunaan bahasa slang di kalangan muda dalam media sosial digunakan untuk perslangan di lingkungan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini disebabkan karena telah menjadi bahasa trend. Selain itu juga karena mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat terutama para pemuda.
Dampak Munculnya Bahasa Slang Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia
Dampak dari munculnya bahasa slang ini tidak lain membuat eksistensi Bahasa Indonesia semakin pudar dan bahasa ibu terancam punah. Dari sini maka Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa semakin terpinggirkan. Pengaruh budaya global dalam identitas bangsa terlihat pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa slang. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu turunnya derajat Bahasa Indonesia.
Di sisi lain, pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa slang di antaranya: Pertama, eksistensi keberadaan bahasa dengan bahasa slang. Adanya pengaruh arus perkembangan tekonologi dan komunikasi dicerminkan pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saat ini dalam lingkungan masyarakat mulai terbiasa menggunakan bahasa slang. Hal ini di perparah dengan fenomena para generasi muda lebih tertarik untuk mempelajari bahasa asing daripada menguasai bahasanya sendiri. Dalam kondisi seperti ini, sangat perlu untuk memberikan pembinaan dan pemupukan mengenai bahasa Indonesia sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak ikut menggunakan bahasa slang. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia.
Kedua, menurunnya dejarat bahasa Indonesia. Dalam perkembangan sejarah pertumbuhan bahasa, pertumbuhan bahasa asing memiliki perkembangan yang lebih maju. Seperti yang ada di sekitar kita perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dikuasai oleh negara tetangga. Maka jika pada produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilnya disertai dengan penggunaan bahasa asing maka itu adalah suatu hal yang wajar. Selain itu bahasa slang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa slang, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan bahasa slang sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata pemuda dan juga menyebabkan turunnya derajat bahasa Indonesia.
Praktik penggunaan bahasa slang di kalangan muda juga menyebabkan kesenjangan bahasa antar kalangan muda dan kalangan tua. Sebab bahasa slang yang mudah dipahami oleh kalangan muda, belum tentu mudah dipahami oleh kalangan tua. Fenomena bahasa slang ini turut mempengaruhi bahasa anak-anak yang pada hakikatnya mereka sedang belajar berbahasa. Tidak menutup kemungkinan mereka juga akan ikut menggunakannya sekalipun terkadang banyak yang tidak mengetahui maknanya atau asal ikut-ikutan saja.
Untuk itu, menanamkan rasa cinta tanah air dan mengajarkan bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar penting ditanamkan sedini mungkin. Sebab penyebab banyaknya penggunaan bahasa slang saat ini karena kurangnya rasa cinta mereka terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (Arum Putri, 2015: 5). Dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam aktivitas sehari-hari maka sama halnya telah menjunjung tinggi bahasa persatuan. Selain itu juga untuk menjaga, merawat, dan menguatkan bahasa Indonesia agar tetap eksis di tengah-tengah variasi bahasa yang bermunculan.
Tentang Penulis
Mukhamad Hamid Samiaji, merupakan lelaki kelahiran Banyumas, 19 Maret 1996. Aktivitas sehari-hari menjadi Pemerhati Bahasa di Lembaga Kajian Nusantara Raya UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Beberapa tulisan berupa esai telah dimuat di media cetak dan daring seperti laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemenristek RI, Sahabat Keluarga, Anggun PAUD, Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Ma’arif NU Jateng, dan lainnya.