Khilafah Kapitalis Paman Gober dan Demokrasi Kaffah Donal Bebek
Oleh:
Evalasefa Muktiyusrina, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto
Pada serial kartun Donal Bebek ada seorang tokoh Paman Gober yang terkenal kaya, pelit, suka berpetualang. Atas populernya karakter Paman Gober bahkan penulis juga sastrawan Indonesia yaitu Seno Gumira Ajidarma sampai menggambarkan karakter Paman Gober di cerpennya yang berjudul “Kematian Paman Gober”. Beliau mengemas peran Paman Gober yang populer di kalangan anak-anak yang sering muncul dengan Donal Bebek menjadi tokoh yang otoriter, kapitalis, dan disegani—entah karena kekayaan dan kekuasannya yang memunculkan karismatik pada tokoh Paman Gober.
Dengan sifat yang ditunjukkan Paman Gober pada cerpen Kematian Paman Gober yaitu giat bekerja keras di waktu muda, selalu mencari harta kekayaan, tidak menghargai pendapat bebek-bebek lain atas kekuasaannya di Kota Bebek. Namun dengan sikap Paman Gober yang membuat kaum unggas di Kota Bebebk tidak suka, ingin segera Paman Gober tidak menjadi pemimpin di Kota Bebek, lengser dari tahtanya, bahkan diharapkan berada di dun ia ini, Paman Gober bisa mengendalikan kaum bebek tetap bisa merasakan fasilitas-fasilitas yang ia berikan untuk Kota Bebek, melindungi dan menjaga para pesaing, hatersnya mejadi patuh tak rewel dengan Paman Gober di depannya.
walaupun cerpen yang dikarang oleh Seno Gumira ini terbit di tahun 1994 yang berarti adalah sebuah satire terhadap rezim Pak Soeharto, namun isi dan pesan cerpen tersebut masih related dengan kondisi sosial masa kini, baik untuk kalangan Gen Z, orang tua, pendidikan dan realitas-realitas hidup yang lain. Kita tahu perlu adanya tulisan, seruan-seruan positif yang dinamis sesuai dengan perkembangan budaya baru, globalisasi, teknologi untuk meningkatkan semangat belajar, menjadi pribadi yang baik, dan tidak ketinggalan zaman. Seno memakai tokoh Paman Gober untuk menyampaikan keresahannya terhadap situasi sosial, politik, dan bobroknya sikap orang yang dipalingkan oleh harta kekayaan duniawi.
Pilpres yang sebentar lagi digelar 2024 mendatang masyarakat Indonesia akan menggunakan hak pilihnya dalam memilih pemimpin negara dan merupakan suatu kewajiban bagi rakyat Indonesia. Kita ketahui akhir-akhir ini sudah banyak partai poiltik mengenalkan calonnya yang nanti maju sebagai calon presiden. Namun, Paman Gober di versi era sekarang sudah mendapat reformasi dengan adanya Pasal 7 UUD 1945 tentang masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden. Paling mentok adalah dua periode walaupun ada isu bisa tiga periode.
Siapapun nantinya yang menang dalam pilpres mendatang dan pada beberapa ratus tahun mendatang pemimpin suatu negara dan rakyatnya jangan sampai terlena dengan tipe kepemimpinan seperti Paman Gober. Otoriter yang diperlihatkan oleh Paman Gober sebenarnya mengandung nilai ganda pada sejarah dan contoh seseorang dalam memimpin suatu kaum.
Kaya raya, pabrik di mana-mana, mempunyai sumber-sumber emas tidak apa-apa asalkan pemimpin atau manusia itu baik, arif, disegani, rendah hati, mau berbagi, dan bijaksana. Seperti halnya jika sudah miskin, bermalas-malasan, pesimis, tidak mempunyai kemauan, cita-cita, dan selalu tidak berhenti untuk belajar maupun berusaha ya sama aja. Kaya dan miskin bukanlah sebuah parameter cerminan sifat manusia. Nabi Sulaiman kaya raya, raja jin dan manusia tapi, peradaban kerajaannya Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (negerinya baik dan masyarakatnya baik sehingga mendatangkan Yang Maha Pengampun).
Paman Gober yang semasa mudanya dikenal pekerja keras, mempunyai tekad bahkan sampai dia bisa mengkoalisikan musuh-musuhnya di bawah kendalinya dalam perspektif pembangunan Kota Bebek selalu diupgrade sehungga infrastruktur Kota seperti jalan menjadi bagus, pabrik-pabrik untuk pemuda-pemuda bebek mempunyai pekerjaan terpenuhi sampai Paman Gober dibuatkan otobiografi, komik dalam berbagai bahasa. Para pemuda bebek pada akhirnya mengidolakan sosok Paman Gober, kecuali Donal Bebek dan koalisi teman-temannya yang tidak setuju dengan Paman Gober.
Sejarah ditulis oleh para pemenang, mungkin itu istilah yang cocok untuk menggambarkan rezim Paman Gober. Secara tidak langsung Pak Jokowi yang sekarang menjadi Presiden Indonesia merupakan adalah Presiden pertama yang bukan berasal dari elite politik atau elite militer. Pak Jokowi adalah presiden pertama dari kalangan pengusaha. Bagi saya Paman Gober perlu belajar pada Pak Jokowi sebagai sosok yang rendah hati, peduli rakyat, sering blusukan, dan dekat dengan rakyatnya. Tetapi juga Pak Jokowi juga perlu belajar jangan sampai seperti Paman Gober yang otoriter, tidak mau mendengarkan kritik dan harus mengedepankan keluh kesah suara-suara rakyat.
Karena rakyat adalah manusia sesungguhnya yang perlu dilayani, dibantu, dibimbing, diberi solusi, dan dilindungi. Rakyat adalah raja sebenarnya bagi Presiden beserta pemerintah-pemerintah yang berada di bawahnya. Rakyat di sini adalah semua rakyat, bukan rakyat partai, pasukan pro saja yang dibantu dan dijamin kehidupannya. Rakyat yang tidak memilih dan mendukungnya pada pemilu maupun yang masih kontra juga wajib mendapatkan kesejahteraan oleh negara atas dasar demokrasi.
Pak Jokowi yang sekarang hampir selesai masa jabatannya selama dua periode ini tentu ada kesuksesan dan sektor yang masih perlu ditindaklanjuti saat ini atau oleh presiden yang baru mendatang. Namun peran pemuda juga tak kalah penting. Donal Bebek-donal bebek dan aliansinya yang ada di Indonesia perlu mengontrol, mengawal, gerak-gerik, kebijakan, dan sistem pemerintah yang mengarah seperti Paman Gober.
Para pelajar, mahasiswa, masyarakat sipil, pekerja, buruh, tani, karyawan, media pers, dokter, guru, dosen, dan semua elemen masyarakat harus sadar, jujur, pintar serta bijak dalam memilih pemimpin mereka. Tidak sekedar ikut-ikutan, menggugurkan kewajiban, bingung pilih yang mana, titip suara, dan jangan sampai menjual hak suara.
Paman Gober meski ia masih hidup dengan reinkarnasinya ke jiwa-jiwa bebek, tikus, kambing, serigala manusia ataupun Paman Gober sudah mati perlu dianstisipasi sifat-sifat sewenang-wenang, tidak menghargai sesama, dan sifat tak baik lainnya yang Paman Gober wariskan dan tercatat oleh sejarah bangsa bebek oleh muda-mudi seperti Donal Bebek dan orang-orang yang baik yang bersama mendukungnya, berani bersuara, menyampaikan aspirasi dan suara-suara ketidakadilan Paman Gober.